Ads 468x60px

Friday, June 26, 2015

Main Game + Buat Pahala. JOM¬!

Bismillahirrahman nirraheem...

Assalamu'alaikum warahmatullah wbt. Ni saya copy paste dari blog milik Sakura Ungu (sini). Jom mula dengan bismillah¬ ;)


  1. Assalamu'alaikum. Baca ni. Tengok nombor 5.
  2. SubhanAllah Wa Bihamdih! Lari ke nombor 8. Cepat!!!
  3. Laa ila ha illa Anta Subhanaka Inni Kuntu Minaz Dzalimiin. Ermmm... Dekat nombor 7 lah.
  4. Laa ilaaha illallah. Kejap-kejap, dah dekat dah. Go to number 9.
  5. Wa'alaikumussalam. Pergi ke nombo 2.
  6. Lahaula Wala Quwata illa Billah Hil Aliyil 'Azim. Singgah ke 4.
  7. SubhanAllahal'adzim. Sabarnye awak. Jap ye. Pergi nombor 12 dulu.
  8. Allahuakbar! Pindah ke nombor 3.
  9. Alhamdulillah'ala Ni'matil Islam. Dah dekat! Pergi kat nombor 13.
  10. Astaghfirullah al 'adzim! Istighfar. Jangan marah. Awak tahu Jawapannya nanti. Pergi jumpa nombor 6.
  11. Alhamdulillah. Awak dah dapat Pahala!
  12. Selawat lah. Allahumma Solli 'Ala Sayyidina Muhammad, Wa'ala 'Ali Sayyidina Muhammad. Move to number 10.
  13. MashaaAllah. Ni yang Terakhir. Pergi kat nombor 11.

Tahniah sudah berjaya hingga ke nombor terakhir. Well done!
Read More »

Wednesday, June 10, 2015

Kisah Motivasi Menjadi Hafiz/Hafizah Al-Quran

Assalamu'alaikum warahmatullah wbt. Berikut saya ambil perkongsian dari akaun facebook Ustazah Fatimah Syarha. Kisah seorang Ibu lanjut umur yang menyelesaikan menghafaz al-quran di usia 82 tahun. MasyaAllah...Really inspiring~!!!



UMMU Shalih. 82 tahun, mulai menghafal Al-Qur’an pada usianya yang ke-70. Tamasyanya ke taman hafalan Al-Qur’an, sungguh sangat menginspirasi. Cita-citanya yang tinggi, kesabaran, dan juga pengorbanannya patut kita teladani.

Inilah hasil wawancara dengan Ummu Shalih yang dimuat Majalah Ad-Dakwah di Malaysia.

Q- Motivasi apa yang mendorong Anda untuk menghafalkan Al-Qur’an pada umur yang setua ini?
Sebenarnya, cita-cita saya untuk menghafal Al-Qur’an sudah tumbuh sejak kecil. Kala itu ayah selalu mendoakanku agar menjadj hafizhah Al-Qur’an seperti beliau dan juga seperti kakak laki-lakiku. Dari hal itulah, aku mampu menghafal beberapa surat —kira-kira 3 juz.

Ketika usiaku menginjak 13 tahun, aku menikah. Tentu setelah itu aku tersibukkan dengan urusan rumah dan anak-anakku. Ketika aku dikaruniai 7 (tujuh) orang anak, suamiku wafat. Karena ketujuh buah hatiku masih kecil-kecil, maka seluruh waktuku tersita untuk mengurusi dan mendidik mereka.

Nah, ketika mereka sudah dewasa dan berkeluarga, maka waktu ku pun kembali luang. Dan hal yang pertama kali aku tunaikan adalah mencurahkan tenaga dan waktuku untuk mewujudkan cita-cita agungku yang tertunda untuk menghafal Kitabullah Azza wa Jalla.

Q- Bagaimana awal perjalanan Anda dalam menghafal?
Aku mulai menghafal kembali ketika putri bungsuku masih duduk di bangku Tsanawiyah (SMP). Dia salah satu putriku yang paling dekat denganku, dan dia sangat mencintaiku. Sebab kakak-kakak perempuannya telah menikah dan disibukkan dengan kehidupan baru mereka. Sedangkan, dia (putri bungsuku) tinggal bersamaku. Dia sangat santun, jujur, dan mencintai kebaikan.
Putri bungsuku pun bercita-cita untuk menghafal Al-Qur’an—terlebih ketika ustadzahnya menyemangati dirinya. Dari sinilah, saya dan juga putri bungsuku menghafal Al-Qur’an, setiap hari 10 ayat.

Q- Bagaimana metode yang Anda gunakan untuk menghafal?
Setiap hari, kami hanya menghafal 10 ayat saja. Pada ba’da Ashar, Kami selalu duduk bersama. Putriku membaca ayat, kemudian aku menirukannya hingga 3 (tiga) kali. Setelah itu putriku menerangkan makna dari ayat-ayat yang Kami baca. Lantas membaca kembali ayat-ayat tersebut hingga 3 (tiga) kali.

Keesokan harinya, sebelum berangkat ke sekolah putriku mengulangi ayat-ayat tersebut untukku. Tak cukup itu saja, saya pun menggunakan tape recorder untuk mendengar murattal Syaikh Al-Hushairi, dan aku mengulanginya hingga 3 (tiga) kali. Aku pun mendengar murattal tersebut pada sebagian besar waktuku.

Kami menetapkan hari Jum’at, khusus untuk mengulangi kembali ayat-ayat yang kami hafal selama satu pekan. Demikian seterusnya, saya dan putri bungsuku selalu menghafal ayat-ayat Al-Qur’an dengan cara tersebut.

Q- Kapan Anda selesal menghafal seluruh Al-Qur’an?
Kira-kira 4,5 tahun berjalan aku sudah hafal 12 Juz dengan cara yang telah saya sebutkan. Kemudian putriku pun menikah. Ketika suaminya mengetahui kebiasaan kami, dia pun mengontrak sebuah rumah yang dekat dengan rumahku untuk memberikan kesempatan kepadaku dan putriku untuk menyempurnakan hafalan kami.

Semoga Allah membalas kebaikan menantuku dengan kebaikan yang lebih baik. Dialah yang selalu menyemangati kami, bahkan terkadang dia menemani kami untuk menyimak hafalan kami, menafsirkan ayat-ayat yang kami baca, dan juga memberikan pelajaran-pelajaran berharga kepada kami.

Tiga tahun kemudian, putriku tersibukkan dengan urusan anak-anaknya dan pekerjaan rumahnya. Sehingga tidak bisa melazimi kebiasaan yang telah kami jalani. Putriku pun merasa khawatir hafalanku menjadi terbengkalai. Maka, putriku pun mencarikan untukku seorang ustadzah agar dapat menemaniku menyempurnakan hafalanku.

Dengan taufik Allah Azza Wajalla aku pun telah purna menghafalkan seluruh Al-Qur’an. Semangat putriku pun masih membara untuk menyusulku menjadi hafizhah Al-Qur’an. Bahkan, tidak mengendur sedikit pun.

Q- Cita-cita Anda sangat tinggi, dan Anda pun telah mewujudkannya. Siapakah sosok wanita di sekitar Anda yang selalu mendukung Anda?


Motivasi saya telah jelas dan terang. Putri-putriku, juga para menantu perempuanku pastinya selalu mendukungku. Walau hanya satu jam, kami sepakat untuk mengadakan pertemuan sepekan sekali. Dalam pertemuan itu kami menghafal beberapa surat, dan saling menyimak hafalan. Terkadang pertemuan itu pun macet. Tetapi kemudian mereka bersepakat kembali untuk bertemu. Saya yakin, niat mereka semua sangat baik.

Tak ketinggalan pula, cucu-cucu perempuanku yang selalu memberikan kaset-kaset murattal Al-Qur’an. Hingga aku pun selalu memberi mereka bermacam-macam hadiah.

Awalnya, tetangga-tetanggaku juga tidak simpatik dengan cita-citaku. Mereka selalu mengingatkanku betapa sulitnya menghafal di usia yang daya ingatnya telah lemah. Tetapi ketika mereka melihat kebulatan tekadku, akhirnya mereka pun berbalik mendukung dan menyemangatiku. Ada di antara tetanggaku yang juga ikut tersulut semangatnya untuk menghafal, dan sedikit demi sedikit hafalannya pun mulai bertambah.

Ketika tetangga-tetanggaku mengetahui bahwa aku telah purna menghafal seluruh Al-Qur’an, mereka pun sangat berbahagia. Hingga kulihat air mata bahagia menetes di pipi mereka.
Sekarang, apakah Anda merasa kesulitan untuk muraja’ah (mengulangi) hafalan?
Saya selalu mendengarkan murattal Al-Qur’an, dan menirukannya. Demikian juga ketika shalat, saya selalu membaca beberapa surat panjang. Terkadang pula saya meminta salah seorang putriku untuk menyimak hafalanku.


Q- Di antara putra-putri Anda, adakah yang juga hafizh seperti Anda?


Tak ada satu pun dari mereka yang hafal keseluruhan Al-Qur’an. Tetapi, insya Allah mereka selalu berusaha mencapai cita-cita menjadi hafizh. Semoga Allah menyampaikan mereka pada hal tersebut dengan bimbingan-Nya.

Q- Setelah hafal Al-Qur’an, tidak terpikirkan untuk menghafal hadits?


Saat ini, saya telah hafal 90 hadits, dan saya tetap berkeinginan untuk melanjutkannya, Insya Allah. Saya menghafalnya dengan mendengarkan dari kaset. Pada setiap akhir pekan, putriku membacakan untukku 3 (tiga) hadits. Sekarang, saya telah mencoba untuk menghafal hadits lebih banyak lagi.

Q- Setelah kurang lebih 12 tahun Anda disibukkan dengan menghafal Al-Qur’an, perubahan apa yang Anda rasakan dalam kehidupan Anda?


Benar, saya merasakan perubahan yang mendasar dalam diri saya. Walau sebelum menghafal–untuk Allah segala pujian—saya selalu menjaga diri untuk senantiasa dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Setelah disibukkan dengan menghafalkan Al-Qur’an, justru saya merasakan kelapangan hati yang tak terkira, dan sirnalah seluruh kecemasan dalam diriku. Saya pun tidak pernah menyangka akan terbebas dari perasaan khawatir terhadap urusan-urusan yang menimpa anak-anakku.

Moral dan spiritku benar-benar terangkat. Hingga aku pun rela berpayah-payah untuk mewujudkan kerinduanku dalam mewujudkan cita-citaku. Inilah nikmat terbesar yang diberikan oleh Sang Khaliq Azza Wajalla kepadaku sebagai wanita tua, suami pun telah tiada, dan juga anak-anaknya pun mulai berkeluarga.

Di saat wanita lanjut usia lainnya terjebak dalam angan-angan dan lamunan. Tetapi aku —segala puji hanya untuk Allah— tidak merasakan hal yang demikian. Saya benar-benar tersibukkan dengan urusan besar yang memiliki faedah di dunia dan akhirat.

Q- Ketika itu, apakah Anda tidak berpikir untuk mendaftarkan diri pada sebuah pesantren penghafal Al-Qur’an?

Pernah beberapa wanita yang mengusulkan kepadaku, tapi saya adalah wanita yang terbiasa untuk berdiam diri di dalam rumah dan jarang sekali keluar rumah. Alhamdulillah, karena putriku telah mencukupi segalanya dan membantuku dalam segala urusan. Sungguh, putriku benar-benar tidak ada duanya. Aku pun telah banyak mengambil pelajaran darinya.


Q- Apa saran Anda kepada wanita yang telah lanjut usia, dan menginginkan untuk dapat menghafalkan Al-Qur’an, tetapi terhalang oleh rasa khawatir dan merasa tidak mampu untuk melaksanakannya?


Saya katakan, “Jangan berputus asa terhadap cita-cita yang benar. Teguhkanlah keinginanmu, bulatkan tekadmu, dan berdoalah kepada Allah di setiap waktu. Kemudian, mulailah sekarang juga. Setelah umurmu berlalu dan kau curahkan seluruhnya untuk memenuhi tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga, mendidik anak, dan mengurus suami. Maka sekarang saatnyalah Anda memanjakan diri. Bukan berarti kemudian memperbanyak keluar rumah, memuaskan diri dengan tidur, bermewah-mewah, dan banyak beristirahat. Tetapi memanjakan diri dengan amal shalih. Hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kita memohon khusnul khatimah.

Q- Nasihat Anda terhadap para remaja?

Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Nikmat Allah berupa kesehatan, dan banyaknya waktu luangmu, maksimalkanlah untuk menghafal kitab Allah Azza Wa Jalla. Inilah cahaya yang akan menyinari hatimu, hidupmu, dan kuburmu setelah engkau mati.

Jika kalian masih memiliki ibu, bersungguh-sungguhlah dalam membimbingnya menuju ketaatan kepada Allah. Demi Allah, tidak ada nikmat yang lebih dicintai seorang ibu kecuali seorang anak shalih yang mau menolongnya untuk mendekatkan diri kepada Allah Azza Wa Jalla.


Read More »

Tuesday, June 9, 2015

Ramadhan ahlan wa sahlan


Assalamu'alaikum warahmatullah wbt.




Alhamdulillah...Tak lama lagi kurang dua minggu bulan Ramadhan yang penuh keberkatan akan menjengah tiba~ <3 <3 <3

 Diri ini rasa rindu. Entah sempat atau tidak kembali bertemu bulan yang banyak keberkatan, mudah khusyuk beribadah, bulan yang mempunyai banyak kelebihan. Bulan yang boleh kita ambil peluang rebut buat pahala banyak-banyak untuk bekalan menuju alam akhirat kelak.

Persediaan sebelum Ramadhan:

1) Bangun tahajud, sahur, tak tidur lepas Sahur dan selepas Subuh.
2) Banyakkan berpuasa sebelum kedatangan Ramadhan agar tak letih dengan aktiviti harian.
3) Memperbanyakkan ibadah. Macam bersenam kalau nak capai 5 pusingan, tak dapat dibuat terus. Kena biasakan diri dulu sedikit demi sedikit.



Allahumma ballighna ramadhan. Ya Allah~ Temukanlah kami dengan bulan ramadhan~

p/s: Kalau korang ada nak share, sila2 kita kongsi sesama.


Read More »

Karya Menarik dari Penulis Lain (Part 3)

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Assalamu'alaikum wmt~ ..Allahumma solli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala aali sayyidina Muhammad (11x)


Alhamdulillah. Kali terakhir saya recommend karya penulis lain adalah bulan 10, tahun lepas. Sekarang dah 3 bulan kita berada di tahun baru. Tanpa membuang masa, jom Check it out~ Moga ada manfaat insyaAllah.



1) http://www.penulisan2u.my/2015/02/cerpen-aku-dan-si-debab

2) Kisah Abang Tembikai di profile fb Encik Sederhana

(@Rusydee Artz yang punya) , Cek sendiri lah ek link sebab saya sendiri belum habis marathon (tak tercari) keseluruhan entri yang lebih dari 40 bab. Kat ilham karangkraf pun rusydee artz tu ada post. Cuma perlahan update.

3) Izzah Haneefa (Penulis novel Imam Mudaku Romantik)
http://ihtellsusomestories.blogspot.com/2013/01/cerpen-sebelum-bersamamu_9846.html


4) Kat Fb

a) Ustaz Pahrol Mohamad Juoi 

Menarik buku-buku tulisan ustaz ni yang sudah saya pernah baca beberapa buah (tak baca semua lagi).


b) Dr Bilal Philips

c) Yasmen Mogahed (Penulis buku best selling- Reclaim Your Heart)


5) Kat youtube

Ceramah Habib Ali Zaenal Abidin upload oleh Cocombee, ceramah Ustaz Abdullah Khairi, Nouman Ali Khan, Ustaz Yusuf Mansur (tips undang jodoh, rezeki, sedekah).

To watch list: movie indonesia'Haji Backpacker'  cerita telemovie 'Hidupku, solatku matiku' lakonan Sharnaz Ahmad, Putri Balqis. tentang lelaki yang menghidap penyakit kusta dicemuh dipinggirkan masyarakat, Cerita islamik dan banyak pengajaran (itu yang saya baca dari review sorang sahabat)

Kalau korang ada suggestion, sharelah kat sini dengan tulis kat ruangan komen ye. Kongsi benda baik bersama =)
Read More »

Monday, June 8, 2015

Ramadhan Yang DiNanti (Bab 8)

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang






Dilema yang membelenggu sejak beberapa hari ini diluahkan pada Haris. Haris pandai menebak dan lebih arif bab bahasa hati di antara mereka.

"Habis tu?" soal Haris usai Ziyad menceritakan kisah di taman permainan dan perbualannya dengan abang Fikri.

"Ya itulah" balas Ziyad. Serabut fikirannya.

"Dah kau tak bersedia, cakap jelah cuma salah faham. Memang macam tu pun hakikatnya kan." Haris membuat kesimpulan. Dilirik Ziyad yang berbaring di sofa ruang tamu.

Ziyad memegang kepala. Cuba untuk menyusun kata meluahkan.

"Kecuali kalau kau memang terpaut pada Emma tu. Itu yang buat kau serba-salah macam ni. Nak tolak terus, sayang dan berat hati" tebak Haris.

Serkap jarang Haris memang seakan memanah tepat ke hati. Namun Ziyad tidak membalas menafikan apatah lagi mengiakan.

"Istikharah kau macamana?" Haris tahu. Ziyad yang dia kenal memang pasti sudah melakukannya meminta petunjuk dari Sang Pencipta.

"Masih tak jelas lagi..." sahut Ziyad. Memang sejak berbual dengan abang Fikri tu dia terus konsisten melakukan solat istikharah setiap hari.

"Teruskan. Dan tanya diri kau. Kalau memang rasa mampu nak kahwin sekarang, pinang je lah" ringkas saran Haris.

"Tapi kalau kau tak nak kahwin dalam setahun dua ni, lebih baik tak payah. Tak elok ikat dan beri harapan lama-lama. Menanti tu sakit tau" sambung Haris.

"Waktu kita sem pertama unversiti dulu, mak pernah cakap kalau nak kahwin kena habis belajar dulu. Lainlah kalu anak perempuan yang dipinang masa masih belajar. Lebih terjamin boleh tanggung makan-minum..." luah Ziyad. Dan sekarang rasanya dia belum sampai tahap nak buka semula isu tu dengan mak.

"Mungkin ini cuma ujian, jodoh belum sampai lagi" Ziyad berkata pada diri sendiri. Namun masih didengari Haris.

"Mungkin...Tapi jodoh ni perlu usaha dan kesungguhan jugak" tambah Haris.

"Kau perlu tukar bidang la Ris. Jadi kaunselor. Memang terbaik" puji Ziyad sambil menaikkan ibu jari.

Haris cuma ketawa kecil dan sengih. Tak kembang dek puji.

*******

Ziyad lega. Isu meminang sudah ditutup selepas Ziyad bersemuka dengan abang Fikri cuma salah faham. Mujur sahaja cerita itu tidak sampai ke telinga ahli keluarga Emma yang lain.

Nasib baik Abang Fikri dan kak Ika tidak memandang serong padanya atas kesalahfahaman yng terjadi.

Ziyad pun jarang bertembung dengan Emma setelah pertemuan di taman permainan itu. Kalau sebelum itu memang sesekali mereka terserempak di gerai makan atau di bangunan tempat Emma bekerja.

"Nak bunga ros merah tiga kuntum" Ziyad membuat pesanan sebaik tiba di kaunter.
Emma mendongak memandang wajah pelanggan yang membuat pesanan.

"Untuk kekasih ke?" biasa saja nada suaranya bertanya tanpa cemburu. Cuma ingin tahu.

"Tak. Untuk mak. Hari ni hari jadi dia"

"Boleh tahan romantik jugak awak ni" komen Emma sambil menyiapkan pesanan Ziyad.
Ziyad cuma sengih sambil menulis nota ucapan dalam kad kecil. Inilah pertama kali dia membeli bunga.

"Lebih cantik perempuan pakai tudung" ucap Ziyad sebaik membuat pembayaran sebelum berlalu.
Emma tunduk. Minda mencerna ayat terakhir Ziyad.

"Cis. Kalau nak puji tu, pujilah terus terang. Aku cantik bila bertudung macam ni. Ni putar-belit" Emma membebel sendiri.

Emma senyum lebar. Pujian Ziyad menceriakan harinya. Menambah semangat untuk konsisten terus bertudung dan berusaha menutup aurat secara sempurna. 

*******

~~Bersambung~~
Read More »

Ramadhan Yang DiNanti (Bab 7ii)

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang




Gara-gara terpandang Emma tengah duduk di taman permainan taman perumahan mereka, Ziyad sanggup singgah ke situ selepas balik ke rumah sewanya. Penat seharian dari kuliah ditolak tepi.

Beg kertas yang dibawa pulang dari rumah keluarga dihulur pada Emma yang sedang duduk bersendirian.

"Apa ni?" soal Emma pelik bila Ziyad menghulurkan beg kertas itu usai mengucap salam kepadanya.

"Untuk awak..." bila huluran tidak disambut, Ziyad meletakkannya di sebelah Emma.

"Hari tu awak dah belanja makanan, ni ada hadiah lagi. Maaf saya tak boleh terima. Nanti termakan budi" dan saya tak nak bayar dengan body! sambung Emma dalam hati.

"Takpe rezeki awak. Memandangkan tak lama lagi nak ramadhan, harap awak sudi pakai hadiah ni nanti" ucap Ziyad tenang sambil terus berdiri memandang ke arah sekumpulan kanak-kanak yang riang berbuai di taman itu.

"Kecantikan seorang perempuan, lebih elok disimpan untuk lelaki yang halal untuk dia..." luah Ziyad. Matanya masih memandang ke arah kanak-kanak di depan mereka. 


Emma diam. Bukan dia tak tahu hal aurat, bertudung itu semua. Cuma entahlah. Belum terbuka hati mungkin.

"Tak pernah orang tegur. Awaklah yang pertama. Terima kasih" Emma menerima teguran itu dengan hati lapang.

"Sama-sama"

"Awak tahu model ni? Dia chinese masuk islam ramadhan tahun lepas" Emma mengajukan soalan sambil mengajuk pada gambar cover buku yang dibacanya.
Ziyad menoleh memandang buku di tangan Emma.

"Tau gitu-gitu je. Kenapa?"

"Dia dah kahwin dua hari lepas. Dengan lelaki melayu doktor phD, pakar Nano" topik spontan sebenarnya.

"Baguslah"

"Awak ada perancangan nak kahwin masa belajar tak? Dalam setahun dua ni" soalan yang diajukan Emma disambut dengan kerutan di dahi Ziyad.

"Kenapa tanya? Awak nak kahwin dengan saya ke?" soalan dibalas dengan soalan.

Emma rasa kejung tubuh serta-merta. Soalan cepumas begitu yang diaju dari si teruna yang memang dia sudah terpaut hati sejak kes diragut tempoh hari. Wajahnya panas dan jantung berdetak laju.

"Are you proposing me?" Emma memberanikan diri menatap wajah Ziyad. Ingin tahu reaksi.

"Ha?" Ziyad pula tercengang. Dia main luah je tadi soalan tu. Dan selepas terlafaz baru perasan makna soalannya. Rasa terjerut leher dengan ucapan sendiri. Adus!

"Aaa er...Taklah. Saya tak mampu nak pinang dan sara anak dara orang lagi..." luah Ziyad menunduk dengan suara perlahan. Memang itu hakikatnya.

"Tak apa uncle. Cik Ma ni dah habis belajar dan dah kerja. Boleh sama-sama cari duit nanti" si kecil Wildan petah berbicara sambil duduk di sebelah mak saudaranya.

"Amboi siapa ajar Wildan cakap macamtu?" Emma mencuit pipi anak berusia tujuh tahun itu. Kecil-kecil sudah pandai nak promosi! Malulah dia sebagai perempuan. Malu nak mendongak memandang Ziyad.

Ziyad gelak. Pandai pula budak kecil begitu bagi idea cari duit bersama bila kahwin nanti. Sangatlah bijak.

"Alah Wildan kan genius" Wildan berucap megah. Memang itu yang selalu disebut orang pada dia.

"Abaikan je cakap Wildan ni." ucap Emma tanpa menoleh pada Ziyad.

"Kalau uncle nak tau, Cik Ma ni umur dia dua puluh dua. Sebab selalu lompat kelas, Cik Ma cepat habis belajar degree umur dua puluh satu"

"Eh kenapa cerita pasal Cik Ma ni" Emma membeliakkan mata sambil memaut leher Wildan. Wildan seronok ketawa. Suka mengusik orang.

Info dari Wildan mengejutkan Ziyad. Sekaligus menjawab persoalan hal itu. Jadi dirinya dan Emma umur sebaya.

"Nanti Wildan bagitau kat ummi dan abi. Uncle Ziyad nak pinang Cik Ma" selamba saja Wildan membuat kesimpulan sendiri.

Ziyad hanya ketawa. Tidak sempat dia berkata apa-apa, Emma sudah menarik Wildan bermain buai. Menjauh darinya.

Emma lagilah tidak senang duduk sebaik mendengar ucapan Wildan.Rasa panas biarpun cuaca redup. Memang terus dia bingkas bangun menarik Wildan menjauh dari Ziyad.

*******

Selang beberapa hari setelah itu, Ziyad bertembung dengan abang Fikri di masjid usai menunaikan solat jumaat. Mereka beriringan keluar masjid bersama.

"Wildan cerita, Ziyad nak pinang Emma. Betul ke?" ah sudah. Wildan betul-betul mengotakan ucapannya.

"Tak adalah bang. Saya kan masih belajar lagi. Lagipun saya tak layak berdiri di sebelah Emma. Tak sekufu. Dia pintar dah habis belajar, saya biasa-biasa je" 

Memang sebaik mengetahui Emma banyak lompat kelas dan sudah tamat belajar, Ziyad jadi segan seakan ada dinding di antara mereka.

Fikri senyum mendengarnya sambil memeluk bahu Ziyad.

"Syarat kahwin kena sama level IQ ke? Tak tahu pulak abang" perli Fikri dengan senyum senget.
Sebelah tangan Ziyad mengaru kepala yang tidak gatal. Kehabisan kata untuk menyambung bicara. Terkena sindiran.

"Abang dan kakak setuju je kalau Ziyad nak masuk meminang. Benda baik elok disegerakan. Belum habis belajar tu bukan satu isu. Mak abah pun tak kisah pasal tu" umum Fikri. Mereka berdua berdiri di perkarangan masjid.

Ziyad diam. Otaknya rasa tepu tidak berfungsi. Dia tunduk. Kaki menguis-nguis rumput.

"Abah memang nak kahwinkan Emma dalam setahun dua ni. Hehe siapa cepat dia dapat. Kalau lambat, nanti melepas diambil orang" usik Fikri.

"Jomlah balik dengan abang" ajak Fikri. Lagipun Ziyad berseorangan ke masjid yang cuma jarak sepuluh minit menaiki kereta. Kalau jalan kaki, ada jalan pintas.

Mereka pulang bersama menaiki kereta Abang Fikri. Rakan serumah yang lain sejak pagi keluar dengan urusan masing-masing.

*******



~~Bersambung~~
Read More »

Saturday, June 6, 2015

Ramadhan Yang DiNanti (Bab 7i)

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang



Ziyad bersandar enak di sofa menonton televisyen. Santai dengan kaki diluruskan. Waktu hujung minggu balik ke rumah keluarga memang indah tak terkata. 

"Abang! Tak elok tau makan sambil berbaring. Tak bagus untuk pencernaan..." Dina yang baru duduk di sofa menegur abangnya.

"Orang tak makanlah...Tadi je" balas Ziyad dengan suara mendatar. Dijeling si adik yang terlebih prihatin. Memang di sebelahnya ada satu balang plastik berisi keropok udang.

Mereka berdua menjawab salam mama yang baru pulang ke rumah dengan tangan menjinjit beberapa kotak kertas.

"Ni Mak Su bagi untuk Dina..." satu beg kitar semula bertukar tangan pada Dina. 

"Pashmina..." 

"Alhamdulillah...Rezeki" ucap Ziyad tanpa mengalihkan mata dari skrin televisyen. Cuma telinganya mengikuti perbualan Dina dan mama tadi.

"Iyalah alhamdulillah rezeki...Tapi masalahnya Dina tak pakai pashmina la bang...Geng Dina pun. Hmmm" luahan hati Dina membuatkan Ziyad terfikir sesuatu.

"Kalau macamtu, Dina bagi orang je lah. Nak?" Ziyad duduk saat mengusulkan ideanya. Memang bertaut terus kening si adik. 

"Bagi kat siapa? Abang ada cadangan ke?" pucuk di cita ulam mendatang. Memang Ziyad ada jawapan untuk soalan Dina. Untuk Emma.

"Ada perempuan jiran rumah sewa tu..." Ziyad cuba mengawal riak wajahnya supaya terus tenang dan bersahaja. Kalau kalut sangat nanti terus jadi gosip panas.

"Daripada Dina tak pakai, baik bagi kat orang. Mungkin tak ada orang yang pernah tegur dia itu yang dia macam tu..."cuma setaat itu yang mampu Ziyad terangkan. Kalau cerita lebih nanti dah macam membuka aib Emma.

"Abang ada hati kat dia eh?" Dina serkap jarang menduga,

"Bukanlah...Ini sebab tanggungjawab sesama muslim" pantas Ziyad menafikan, Memang cuma itu yang mendorongnya berbuat begitu, 

"Yelah..." Dina berhenti membahaskan isu  itu.

*******

~Bersambung~
Read More »

Tuesday, June 2, 2015

Ramadhan Yang Di Nanti (Bab 6ii)

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang



Ziyad betul-betul mengotakan janjinya. Dia kembali semula selepas itu dengan menjinjit beberapa plastik berisi barang.

"Nah...Ada kuetiaw ayam dan roti kering. Makan sekarang dan petang nanti..." ucap Ziyad saat semua plastik itu beralih ke tangan Emma.

"Terima kasih...Buat susah awak je. Berapa?" soal Emma. Baru terdetik rasa menyesal tidak membawa keluar purse nya keluar tadi. Sekarang kena patah masuk semula mengambil.

"Eh tak apa...Rezeki awak hari ni." pantas Ziyad menghalang untuk dibayar kembali.

"Awak makanlah. Saya balik dulu. Assalamu'alaikum" seperti biasa Ziyad melangkah tanpa menanti ucapan balas dari Emma. Lega sudah membantu seperti yang selayaknya. 

Jauh di sudut hati, dia tak selesa berhadapan lama-lama dengan Emma yang sedang sakit. Sangat jauh berbeza dari tingkah Emma yang biasa selalu seakan memanjangkan perbualan. Kali ini Ziyad seakan jadi kaku seperti patung cendana pulak. Nasib baik akal masih boleh berfikir dengan baik menggerakkan badan yang statik. 

Langkah Emma masuk ke dalam rumah jadi cergas dan bersemangat. Duduk di ruang tamu, dia hendak mengambil gambar untuk dimuatnaik di instagram. Bekas polistren berisi kue tiaw goreng di keluarkan daripada plastik. Rasa sakit perut terus tenggelam dan surut.

"Comel...Macam zaman sekolah rendah dulu minum dari plastik ikat tepi." komen Emma sebelum menyisip air jagung suam. Nostalgia zaman kanak-kanak.

Kali ini plastik terakhir dibelek. Ada sekotak coklat ferrero rocher, m&m kotak kuning saiz sederhana, satu pek kecil coklat cadbury black forest dan satu pek roti kering luxury  biru. 

"Macam tau je waktu macamni suka benda manis..." komen Emma sambil memuatnaik gambar ke laman instagram dengan caption:

'Pertolongan Allah yang tidak disangka. Alhamdulillah rezeki' 
#notfeelingwell #unexpectedgift #concern

Selepas kue tiawnya luak suku bahagian, sakit di perut kembali menyengat. Emma bangkit membancuh air coklat panas dicampur dengan bijiran oat.

Pemberian makanan dari Ziyad menyuntik tenaga ke dalam badan Emma. Kalau tadi memang dia langsung tidak larat untuk duduk dan berjalan.

*******

~Bersambung~



Read More »

Bicara Santai (2)

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang


Hari ni nak berbicara mengenai sakit. Sakit itu penghapus dosa. Bila terlalu sakit, *cuba kenang rasa waktu sakit tu* Perit...



Allah...Ya Allah...sakitnya...Ya Allah sembuhkanlah, hilangkan rasa sakit ini...Lebih kurang begitu ungkapan yang kita selalu ungkapkan saat ditimpa ujian sakit fizikal (kepala, perut, luka berdarah, rasa ngilu dan sebagainya). 

"Daripada Ibn Abbas RA berkata : telah bersabda Rasulullah SAW : "dua nikmat yang kebanyakan manusia sering lupa dan lalai, iaitu nikmat sihat dan nikmat masa lapang." (riwayat Bukhari)

Ya Allah...Bantulah kami untuk sentiasa mengingatiMu di saat suka riang bahagia dan saat susah dan derita. 

Ampunilah kami atas dosa-dosa kami dalam sedar sengaja ataupun saat lalai dan leka. Sungguh kami tidak sanggup ke neraka dan menerima azabmu di hari kiamat kelak. Na'uzubillahi min dzalik... 
Read More »

Random Post

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang





Manusia...hidup dalam tiga dimensi waktu.

Masa lalu-> kenangan

Masa sekarang-> kenyataan

Masa akan datang-> harapan, impian, khayalan atau cita2

Orang yang baik adalah org yang pandai mengambil pelajaran dari masa lalu untuk dapat menentukan sikap hari ini dan sekaligus merencanakan masa akan datang. Hari ini lebih baik dari kelmarin dan esok lebih baik dari hari ini.

-Ceramah KH ZainuddinMZ, Indonesia-






Read More »

Tazkirah Santai

Tazkirah Corner....

Di Uji...

'Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan "kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji?'
(Surah al-Ankabut:2)

'Kamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu. Dan pasti kamu akan mendengar banyak hal yang menyakitkan hati...'
(Surah Ali ‘Imran:186)

'Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar...'
(Surah Al Baqarah:155)


Bersabarlah...

'Dan mohonlah pertolongan(kepada Allah) dengan sabar dan solat....' (Surah Al Baqarah:45)

'Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu...'
(Surah Ali ‘Imran:200)

'Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya...' (Surah Al Baqarah:286)

'....boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu lebih baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui'
(Surah Al Baqarah:216)


La Tahzan...

'Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati,sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang yang beriman'
(Surah Ali ‘Imran:139)

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (kerana kamu) menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah'
(Surah Ali ‘Imran 110)

'Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka......Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang besar'
(Surah At Taubah 111)


Never Give Up!!!(La Tai-a-su)

'....Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir'
(Surah Yusuf:87)

'..."Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal...'
(Surah At Taubah:129)

'Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkan kamu...' (Surah Ali ‘Imran:160)

Note (Reminder):


Ya Allah sesungguhnya kami berlindung denganMu daripada ilmu yang tidak memberi manfaat, hati yang tidak khusyuk, nafsu yang tidak pernah puas dan daripada doa yang tidak dimakbulkan. Amin Ya Rabbal 'alamin...

Ilmu yang baik perlu dimanfaatkan.
Baca+ fahami+ hayati+ praktikkan+amalkan.


"Orang yang menyahut seruan azan dengan serta merta meninggalkan segala urusan untuk menunaikan solat berjema'ah, di akhirat kelak, dia akan dijemput oleh Allah S.W.T dengan penuh lemah-lembut dan menjadi tetamu-Nya."[Imam Ghazali]
 

Ahlan Wa Sahlan

Mohon maaf still under construction. Walau bagaimanapun, feel free to read any posts available here. Semoga ada manfaat...

Ahlan Wasahlan. Welcome~

Assalamu'alaikum...Ahlan wasahlan...Syukran wa jazakumullah khair atas kunjungan antum di sini. Moga bermanfaat. Ana hanya insan biasa, hamba Allah yang masih cuba berusaha memperbaiki diri untuk persiapan bekalan di akhirat kelak...

Akhir kalam, lets always make a du'a may all of us part of muslimeen, mu'miniin, solihiin, sobirin, muslihin, muhsinin, muttaqiin, & mumtazin fidunya wal akhirah wa ahlul Jannah. amin amin amin...

If you want to contact me, for the time being just leave a comment on any post on this post. In syaa Allah I will reply.

Sekian, Wassalam...
 
Blogger Templates